Senin, 02 Desember 2019

Apa yang Terjadi dengan United?

Ole Gunnar Solskjaer merupakan legenda klub ini yang membawa United menjuarakan titel Champions League sekaligus meraih treble pada musim 1998/99. Ole ditunjuk sebagai caretaker dari Jose Mourinho setelah Mou dinyatakan dipecat sebagai pelatih United pada saat itu. Semua berjalan dengan lancar dengan penunjukan Ole sebagai caretaker. Hingga pada akhirnya Ole ditawarkan sebagai manajer tetap United. Semenjak itu terjadi, performa United kian naik turun bahkan menurun.

Musim 2019/20 ini menjadi musim pertama Ole menjadi pelatih United semenjak awal musim. Menurut pandangan pribadi saya, Ole mencoba menghidupkan kembali nyawa United yang dibangun oleh Sir Alex yakni membangun pemain dari akademi. Orientasi pelatihan dan manajemen Ole sebagai manajer United juga merupakan orientasi yang mengarah ke masa depan. Ole membeli pemain-pemain muda di awal musim, seperti Daniel James dan Aaron Wan-Bissaka. Selain mereka berdua, Ole juga mendatangkan pemain belakang, Harry Maguire, yang memecahkan rekor pembelian pemain belakang termahal yang sebelumnya dipegang oleh Virgil van Dijk.



Pembelian Maguire ternyata tidak membuat permainan United membaik. Minimnya kreasi permainan, tumpulnya lini depan, dan ketidakkompakan lini belakang United menjadi penyebab United jarang mendapatkan poin penuh setiap pekannya. Ole mencatatkan rekor buruk karena hasil Ole kemarin (18 poin dari 14 pertandingan awal) merupakan rekor United terburuk semenjak tahun 1989 saat dipegang Sir Alex. Mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya membagi persoalan dalam beberapa poin penting:

  • Ekspektasi Para Pendukung
Yang pertama adalah ekspektasi para fans. Manchester United mendominasi Liga Primer Inggris hampir dua dekade lamanya. Di bawah asuhan Sir Alex, semuanya berjalan dengan mulus dan fans United merasa bahwa mereka berada di atas angin. Pada era keemasan Sir Alex, dengan skuad apapun, dengan pemain semuda apapun, bahkan dengan pemain yang tak jarang tidak berada dalam posisi aslinya pun United masih tetap bisa memenangkan pertandingan dengan mudah. Hal tersebut yang membuat ekspektasi fans United tinggi terhadap Ole yang notabenenya adalah pemain yang pernah dilatih oleh Sir Alex supaya menerapkan apa yang telah Sir Alex terapkan. Dengan ekspektasi tersebut, membuat fans berharap lebih atas hasil pertandingan yang dipimpin Ole setiap pekannya. Fans selalu berharap untuk memenangkan pertandingan melawan klub medioker dengan mudah, nyatanya bagi United hal itu tidak lagi hal yang mudah.
  • Minimnya Determinasi Para Pemain untuk Menang
Kalimat di atas tentu pendapat pribadi saya. Yang dimaksud dengan minimnya determinasi menurut saya adalah para pemain yang ada di atas lapangan seperti tidak bermain dengan niat yang sungguh-sungguh. Para pemain terlihat santai ketika diserang dan terlihat "ogah-ogahan" ketika menyerang. Dapat terlihat dalam pola permainan. Ketika bola di kaki para pemain United, kerap kali bola hanya sampai ke lini depan tanpa ada finishing. Bola sering sekali sudah sampai depan, namun ketidakpercayaan diri pemain yang membuat bola kembali ke belakang lagi dengan pola yang begitu-begitu saja sehingga permainan tidak berkembang dan para pemain jadi terlihat tidak semangat.
  • Tidak Ada Pemimpin di Atas Lapangan
Masalah di United kali ini jelas karena tidak adanya pemimpin di atas lapangan yang membantu untuk membangun semangat dan kepercayaan diri para pemain United khususnya kepada pemain muda yang berpotensi. Bila kita berbicara masalah skill, para pemain bukanlah pemain yang "abal-abal" melainkan pemain yang sudah dikatakan kelas atas. Namun, yang jadi masalah adalah bukan skill pemain tapi semangat bermain untuk United dan kebanggaan ketika mengenakan jersey United yang tidak ada sehingga determinasi bermain mereka pun tidak ada. Kapten adalah orang yang bertugas untuk membangkitkan semangat para pemain di atas lapangan. Bagi saya, Ashley Young belum mampu untuk membimbing para pemain untuk memiliki semangat bermain. Datangnya Harry Maguire diharapkan untuk menjadi pembeda atau mungkin Ole berharap Maguire dapat menjadi sosok pemimpin yang United cari, terlihat dari beberapa kali Maguire telah diembankan kapten, saya rasa Maguire masih belum bisa membawa kawan-kawannya.
  • Tekanan yang Besar sebagai Pemain
Manchester United bukanlah klub remeh yang tidak memiliki trofi apapun tanpa sejarah apapun. Penggemar dari klub sepak bola ini tersebar di seluruh dunia. Pemain yang mengenakan jersey United pastilah memiliki beban yang sangat berat karena harus memenuhi ekspektasi dari para penggemar dari seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, tentu saja tekanan yang mereka rasakan semakin besar.

Bila kita lihat di atas, faktor-faktor yang membuat performa United menurun adalah faktor-faktor nonteknis. Meskipun di atas lapangan para pemain United masih sering melakukan kesalahan mendasar seperti salah oper dan terlihat seperti tidak mampu untuk menjalankan taktik dari Ole, sesungguhnya hal-hal tersebut bukan datang dari faktor teknis karena para pemain United bukanlah pemain yang tidak berskill


~NE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar