Senin, 09 Desember 2019

Anomali atau Robin Hood?

Manchester United memenangkan dua laga Big Match berturut-turut melawan Tottenham Hotspurs dan Manchester City. Sebuah hasil yang mengejutkan karena dua laga sebelumnya United ditahan imbang oleh Sheffield United dan Aston Villa. Dua hasil imbang tersebut sempat membuat para fans tidak berharap lebih dari "tidak terbantai" oleh dua klub besar ini, khususnya Tottenham Hotspurs yang sedang berada pada tren positif semenjak dipegang oleh manajer baru yang juga sempat menduduki kursi manajer di MU, yakni Jose Mourinho.

Kedua hasil memuaskan itu membuat Manchester United menduduki peringkat lima klasemen sementara Liga Inggris musim 2019/20 ini dan hanya terpaut 5 angka dari zona liga champions. Dari dua lagi terakhir ini, harapan fans mulai membangkit lagi setelah sebelumnya United mengalami masa "linglung" dengan beberapa hasil seri dan kalah dalam beberapa laga terakhir. Bahkan pekan lalu, United masih berada di papan tengah di bawah Wolverhampton Wanderers dan Sheffield United.

Dua kemenangan terakhir menimbulkan pertanyaan banyak orang. Tottenham Hotspurs baru saja dipegang oleh manajer baru yang merupakan mantan manajer United pada tahun lalu, yaitu Jose Mourinho. Mou belum pernah mendapatkan hasil negatif semenjak ia melatih Spurs menggantikan Mauricio Pochettino. Sementara United baru saja ditahan imbang dua kali oleh Sheffield United dan Aston Villa. Dua pertandingan sebelum pertandingan melawan Spurs menunjukan betapa lemahnya pertahanan United karena harus kebobolan 5 gol dari dua pertandingan. Namun secara mengejutkan, Ashey Young dan kawan-kawan dapat menghentikan pergerakan Heung Min-Son dan kawan-kawan untuk mencetak gol lebih banyak dari satu gol dari Dele Alli.

Banyak yang mengira bahwa United hanya beruntung saja menang melawan Spurs yang sedang dalam tren positif karena gol kedua United berawal dari pelanggaran di dalam kotak pinalti yang dihadiahkan tendangan pinalti dari wasit. Kemenangan atas Tottenham Hotspurs tetap belum membuat fans untuk yakin bahwa United akan memenangkan pertandingan melawan City dua hari setelahnya. Marcus Rashford membuktikan perkiran mereka meleset semua.

Manchester City tumbang di Etihad Stadium dengan skor 2-1 berkat dua gol dari duo striker muda United, yakni Marcus Rashford dan Anthony Martial. Sungguh mencengangkan hasil dari pertandingan tersebut mengingat Manchester City berada di peringkat tiga klasemen sementara dan United berada jauh di bawahnya. Selain itu juga permainan United yang sedang "berantakan" dan kemenang berkat "keuntungan" dalam pertanding melawan Spurs.

Bila kita memerhatikan permainan United dalam dua pertandingan terakhir, permainan United dari berbagai lini meningkat dengan pesat. Kembalinya McTominay di posisi gelandang tengah membuat Fred menjadi bebas bergerak membuat banyak pergerakan ke depan. Masuknya Luke Shaw sebagai starting menggantikan Ashley Young membuat pertahanan United semakin kokoh karena Shaw dapat mengimbangi kecepatan Bernardo Silva di sisi sebelah kiri pertahanan United. Solidnya pertahanan juga membuat United tahan gempuran dari setiap serangan City. Duet kompak bek tengah United juga tak terlewatkan. Sayang gol dari Otamendi pada menit-menit akhir dari tendangan pojok membuat de Gea tidak jadi mencatatkan clean sheet  pada pertandingan tersebut.

Meski demikian, ada pertanyaan yang belum mampu dijawab. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkait dengan hasil positif United ketika menghadapi klub Big 6 Liga Primer Inggris. United belum pernah mengalami kekalahan melawan tim 6 besar. Bahkan Liverpool hampir mengalami kekalahan pertama di liga Inggris musim ini ketika menjamu United. Sebulan yang lalu, United berhasil menyingkirkan Chelsea dari perebutan piala liga di Inggris. Namun, dengan sekian hasil positif, United mengimbanginya dengan hasil negatif yang sangat tidak memuaskan.

Sebelum menyingkirkan Chelsea di piala liga, United mengalami kekalahan ketika menghadapi Bournemouth dengan skor 1-0. Sebelum menahan imbang Liverpool di Old Trafford, United mengalami kekalahan menghadapi Newcastle United dengan skor 1-0 pula. Hal itu yang sering menuai banyak pertanyaan. Mengapa United pasti mendapatkan poin ketika menghadapi tim 6 besar namun kesulitan meraih kemenangan saat menghadapi klub seperti Bournemouth dan Newcastle yang notabenenya berada di bawah posisi United. Hal ini yang kian membuat United seakan-akan berada dalam ke-anomali-an karena menang melawan tim atas dan kalah melawan tim bawah. Yang terjadi pada United ini juga mirip dengan kisah legendaris Robin Hood yang mencuri dari yang kaya dan memberikannya kepada yang miskin.

Minggu ini, United akan melakoni laga melawan AZ Alkmaar dalam lanjutan Europa Leauge pada Jumat dini hari. Sebelumnya Ole sempat mengatakan intensinya untuk menjuarai grup di Europa League. Laga melawan AZ Alkmaar minggu ini adalah laga terakhir group stage Europa League yang menentukan siapa yang akan menjadi juara grup. Para fans tentu saja setuju dengan Ole untuk menjadi juara grup. Namun seperti yang telah terjadi pada pertandingan melawan Astana yang lalu, Ole justru menurunkan pasukan "anak sma" United untuk melawan tim utama Astana yang berujung kekalah bagi United. Laga perebutan juara grup melawan AZ Alkmaar akan sangat membingungkan mengingat dua hari setelahnya United akan menghadapi Everton di lanjutan liga Inggris.

Posisi Everton yang saat ini sedang berada di peringkat 14 klasemen sementara liga Inggris membuat para fans harap-harap cemas karena United justru memiliki record yang buruk menghadapi klub-klub yang berada pada klasemen papan bawah seperti Bournemouth. Para fans tentunya berharap lebih kepada skuad United yang tersedia saat ini untuk meraih hasil maksimal di sisa paruh pertama musim ini. Pertanyaannya adalah, apakah United akan tetap konsisten terhadap ke-Robin Hood-an United selama musim ini atau mematahkan anggapan Robin Hood yang ada dalam benak saya? Bagaimana pendapatmu?



~NE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar